Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta Jimmy Paat mengingatkan bahwa persiapan untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tidak hanya melalui program-program yang diberikan lembaga bimbingan belajar. "Para siswa harus diyakinkan bahwa mengikuti bimbingan belajar itu hanya salah satu dari banyak cara persiapan masuk PTN," kata Jimmy Paat ketika dihubungi Antara di Jakarta, Senin.
Menurut Jimmy, pihak sekolah yang harus mengemban tanggung jawab untuk terus memberikan keyakinan tersebut agar para siswa tidak terlalu menggantungkan persiapan masuk PTN melalui bimbingan belajar, yang semakin marak menjelang Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Dosen UNJ tersebut juga menyatakan sekolah bisa membuka pemikiran murid-muridnya bahwa masuk perguruan tinggi negeri favorit, yang ukurannya ditentukan dengan peringkat, bukanlah segala-galanya. "Sekolah bisa mengarahkan siswanya untuk mencari universitas atau sekolah-sekolah tinggi yang memiliki karakteristik tertentu, yang membuat mereka tidak harus mengikuti bimbel. PTN itu bukan satu-satunya jalan hidup mereka," tutur Jimmy.
Selain itu, dia melanjutkan, para siswa lulusan SMA sederajat tersebut harus diingatkan bahwa untuk masuk PTN tidak harus dengan bimbingan belajar. "Ada beberapa orang yang bisa masuk PTN, bahkan yang favorit, tanpa melalui bimbel," tuturnya.
Berikut ulasan John B. Bader dalam tulisannya “Going to college” (dalam Purnamasari, 2015),
1. There are no teachers in college
Di dalam kampus, seorang professor tidak seperti guru. Professor seperti partner dalam belajar dan akan membantu teman-teman dalam mengembangkan ide-ide. Terkadang dalam memberikan penjelasan kurang jelas, hal ini bertujuan agar mahasiswa menggali sendiri dengan sudut pteman-temanng yang dimiliki melalui tinjauan berbagai literatur. Pekerjaan kita sekarang adalah belajar tanpa arahan dan pengawasan seperti yang diberikan oleh guru pada saat kita SMA.
2. The Professors don’t know me
Dalam ruang kuliah terdiri dari jumlah mahasiswa yang jumlahnya cukup banyak sehingga kondisi ini membuat dosen tidak punya cukup waktu untuk mengenal dengan baik dan tahu kebutuhan teman-teman. Dosen seperti kehilangan keinginan dan kemampuan untuk mengenal dan mengentahui nama kita.
3. Lectures are collegiate, but what do I do in them?
Dosen sangat tidak menyukai catatan kuliah yang acak-acakan, kotor. Ketika kita menghadapi dosen yang tidak begitu familiar dan memegang mata kuliah yang cukup penting, maka kita bisa menghindari beberapa hal. Pertama, jangan terlalu percaya dengan catatan yang dicatat oleh teman. Kedua, kita punya kemampuan untuk mengtema-temakan apa yang kita dengar dan apa yang kita ingin ingat. Hal ini berarti kita membangun mental percakapan dengan dosen. Kemudian kita bisa mencoba untuk merasakan dan menghubungkan dengan apa yang telah dibaca, mengapa hal tersebut cukup penting, cobalah untuk bersikap kritis, kemudian mencatat hal yang benar-benar tidak kita pahami, bertanya secara professional, dosen sangat menyukai pertanyaan yang cukup spesifik.
4. I’ve got a lot of time, right?
Lakukan hal yang terukur dan pasti setiap menit!. Di kampus, perkuliahan yang berlangsung dalam kelas sekitar lima belas jam seminggu, dengan tambahan tiga puluh jam diluar kelas, jadi lebih dari 65% waktu akademik yang tidak terjadwal atau terperdiksi, atau berada di perpustakaan. Dunia akademik kampus akan berbanding terbalik dengan dunia semasa SMA. Kita memiliki 30 jam yang dapat kita gunakan dan maksimalkan dengan manjemen waktu yang cukup rigid. Waktu 30 jam tersebut dapat teman-teman gunakan untuk berfikir analitik dan mengamati bacaan, tulisan berbagai masalah. Hal ini akan membuat diri lebih produktif dan membantu kita menangani situasi ketika belum menemukan teman berdiskusi.
5. My parents aren’t here
Pada tahap ini menjadi bagian terbaik dalam hidup. Tidak ada orang tua yang akan mengingatkan terkait hal-hal sederhana yang selama ini lakoni. Pada masa ini adalah tahap dimana kita dapat belajar dan memperoleh pengalaman baru walaupun akan sedikit mempengaruhi kondisi psikologi. Kondisi ini dapat dimanfaatkan dengan memulai menjadi pribadi “pemilik” terkait pilihan pendidikan kita. Menjadi bagian penting dalam proses belajar mengenai hal-hal yang dapat membuat kita tertarik dan hal tersebut tidak sebanding dengan ekspektasi orang lain terhadap apa yang dipelajari.
6. What is sociology?
Sebelum memasuki dunia kampus, cobalah untuk memulai mengamati kondisi disekeliling yang tidak begitu familiar, bersikap disiplin, membuka komunikasi yang lebih aktif dengan orang-orang disekitar.
7. College is a big place
Kampus terdiri dari bangunan yang memiliki fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Fasilitas tersebut akan membantu selama masa perkuliahan, ini bertujuan agar kita bisa lebih fokus dan tidak mengalami kesulitan mencari referensi atau ingin melakukan eksperimen terkait bidang ilmu yang ditekuni.
8. Who are all these people?
Dalam dunia kampus kita akan bertemu dengan banyak orang yang datang dari berbagai daerah, negara. Pelajari setiap perbedaan dan eksplor hal positif yang bermanfaat untuk studi.
9. I can’t get involved. I’m adjusting.
Kembangkan potensi yang ada dalam diri dengan mengikuti berbagai kegiatan yang dapat menambah wawasan serta membantu untuk bersosialisasi dengan banyak orang. Bertemu dengan banyak orang, mempelajari kebiasaan mereka. Jika kita senang menulis, kejadian sehari-hari dapat kita tuliskan atau dapat kita bagi juga di kompasiana sebagai sumber informasi bagi teman-teman lain. Selain menambah pengetahuan, kita juga mendapat informasi mengenai ragam kehidupan dunia kampus di tempat lain.
Ada beberapa persiapan lainnya sebelum memutuskan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu:
- Mental
- Keyakinan
- Biaya
- Syarat dan administrasi
Nah itulah beberapa persiapan masuk Perguruan Tinggi yang perlu diperhatikan. Selain ke-4 hal tersebut Anda juga harus memperhatikan kesehatan, karena kesehatan merupakan modal utama mahasiswa untuk menunjang proses pembelajaran.
Sumber:
_____. _____. Persiapan Masuk Perguruan Tinggi yang Perlu Diperhatikan, (Online), (http://dbagus.com/persiapan-masuk-perguruan-tinggi-yang-perlu-diperhatikan), diakses pada 10 April 2016.
Purnamasari, R. 2015. Persiapan Memasuki Dunia Kampus, (Online), (www.kompasiana.com/ratihsyifani.kompasiana.com/persiapan-memasuki-dunia-kampus_5528816ff17e6178548b462c), diakses pada 10 April 2016.
Tarmizi, T. 2015. Pengamat: Persiapan Masuk PTN Bukan Hanya Bimbel, (Online), (), diakses tanggal 10 2016.